Selasa, 15 Februari 2011

SEMUSIM PUJANGGA DIBALIK SENJA

Tlah lama tak ku goreskan,
Kata-kata curahan lara,
Bukan goresan-goresan tinta,
Serbuk hitam penghapus durja,

Tak seperti dulu,
ketika kau ada,
saat ku bermuram durja,
ketika kelana cinta bertahta,

Semusim yang lalu,
saat ku hentikan tangan goreskan
butiran serbuk kayu yang kusam
saat tak kau temani, segenap hilanglah

Mentari-mentari kemayu,
Bulan anggun nan rupawan
wajah asri sang pujangga
kini termurung dibalik senja

Goresan ini,
terasa tak ingin mengakhiri
Banyak kata yang ingin kubagi,
ceritakan isi hari tanpakau, inspirasi

Setelah kau pergi
gemetar tangan serta jari
terlindas empunya hati
yang tertambat dalam diri

masih takingin ku sembunyi
dalam kelamku ku tak kuasa
dalam keramku ku tak berasa
dalam hidupku ku terhancuri

ku coba berlari dalam kelam
harap tak seorang kan melihat
ingin setiap orang mata terpejam
agar tak ada yang tertawakan

Coba ku berdiri
Lain hati yang menatahku
Hingga ku tertatih tetap berdiri
Tetap ada hati yang mengarahkan

seakan mataku buta
tapi arah tetap ada
karna dia yang pegang erat tanganku
dan bisikkan arah hidup ku tempuh

Seakan tak bisa ku berdiri
lumpuh keseluruhan sekalian
tapi dia tetap menatahku
hingga aku jua dia patahkan
"Menatah dan Mematahkan"

Biarlah ku sembnunyi semua duka
dalam lara ku yang tak berarah
ku berduka tak hanya sekejap mata
kelam lagiku terbata-bata patah lima

Tak lamaku mulai tecerahkan
ternyata kelampun sekalian
cerahpun terbendungkan
tak mampu tembus alam terbata

ku belum ingin akhiri
karna tlah lama ku tak goresi
banyak kata ingin ku bagi
Sang Pujangga dibalik senja

Detik-detik terusku berdetak
walau harus ku merangkak
tak ingin kusalah takdir ku bentak
sadari hatinya ku bergerak

Tapi tau apa yang buatku menghentak
dia tertambatkan hati sahabat
hancur semua hancur sekalian
kelam tersebar gerak terhambat sekalian

Dibalik dunia lain,
Yang terbelenggu duluan dihati sahabat,
Hingga inginku akan hatinya
Dia buatku kembali tegak

Hari demi hari lewat terjamui
Cinta merebak tanpa memiliki
Rasaku selalu ingin dihati
Meski harus sekejap ku bermimpi

Hari demi hari
dan waktu terlewati
Kuyakin cinta yang pasti
Bisakah dia kumiliki

Ternyata cintanya telah terbelenggu erat
Dalam cerita lalu kau dan sahabatku, tlah merekat
Tak mampu ku pisahkan tak terralat
Ingin menyentuh cinta ku tak bisa mendekat

Biar, biar ku selalu sembunyi dalam kelam
Takdirku memangkan ku tak terang
takdirku memang ku tak ada cinta
takdirku memangku harus remuk dalam kelam

Biarlah,
Biar kisah ini hanya kan ada
Dalam memori indah yang terbingkai rapi
Dlaam lubuk hatimu yang terkunci
Dalam satu puisi terangkai suci

Belum mampu ku akhiri
Tanganku masih ingin bergerak
setiap Kata-kata dalam prosa
Prosa kehidupanku yang penuh duka dan luka

Masih ingin ku goreskan tinta
Ungkapkan kisah yang telah lama tak tergoresi
Banyak kata yang ingin ku beri
SANG PUJANGGA KELAM DIBALIK SENJA

Ku tutup erat Lembar kisah lama
Hingga tak terlihat luka semula
Kukubur kisah prince yang terluka
ditinggal cinta dalam derita

Tiba-Tiba dari kegelapan ku yang terdalam
seakan ku tersudut dalam ruang terhampa
bagai tercampak ku dalam luka cerita
sampai terlihat satu titik cerah

Tiba-tiba dia hadir,
Orang yang telah pernah menatahku
Dari kelam seluruh hatiku
Dan mematahkan. Tatahan yang terpatahkan

Dia datang, duka lama yang ku bayang
Ku pernah tak bisa bertahan
karena tatahan yang terpatahkan
dalam semu dalam tatanan kenangan

Tapi kucoba untuk percaya
Buat lagi lembaran untuk senja bahagia
Akan kututup lembaran lama
Ingin ku percayakan semua

Awal yang indah,
Berakhirkah dengan indah?
Cinta yang Indah
Berakhirkah dengan indah?

AKu,
Tak ingin perlihatkan keAKUan ku
Selalu ku ingin bahagiakanmu
Siapapun yang hiasi hatiku

AKu
Buat aku percaya
Percaya cinta dari hatimu
kan bisa selamanya hanya untukku

Goresan ini,
Rasa tak ingin kuakhiri
Banyak kata yang ingin kubagi
Ceritakan isi semusim tanpa kamu, Inspirasi

Setelah kau pergi
Gemetar tangan serta jari
Terlindas empunya hati
yang telah tertambat dalam diri

Kenangan semua seluruh cinta
yang ku bagi semusim lalu
dalam kelam jati diriku
PUJANGGA LUKA DIBALIK SENJA

Ingin berkahir senja tertawa sempurna
Cinta ini untuk selamanya
Jangan terulan kisah-kisah luka
Dalam cinta satu rasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar